Sabtu, 14 Maret 2009

FORMALIN ( Bahaya penggunaan formalin pada pangan)

Pendahuluan

Pangan merupakan salah satu faktor yang langsung berpengaruh terhadap kondisi kesehatan manuasia. Pangan yang aman, bermutu dan bergizi dibutuhkan tubuh untuk menunjang aktivitas. Namun sebaliknya, pangan yang tidak memenuhi standar keamanan, mutu dan gizi akan membahayakan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, pemilihan pangan sebelum dikonsumsi sangat penting agar terhindar dari produk pangan yang tidak memenuhi standar serta dapat membahayakan kesehatan.

Salah satu yang perlu diperhatikan dalam memilih pangan adalah bahan tambahan yang digunakan dalam produk pangan. Pangan yang aman harus menggunakan bahan tambahan yang oleh pemerintah dinyatakan aman untuk digunakan pada pangan.

Pedagang yang tidak mengerti atau tidak peduli terhadap keamanan pangan adakalanya menggunakan bahan yang tidak diperbolehkan untuk ditambahkan dalam pangan. Pangan inilah yang perlu diwaspadai dan dihindari untuk dikonsumsi.

Salah satu bahan yang dilarang digunakan untuk pangan adalah Formalin. Formalin sangat berbahaya bagi kesehatan, tidak hanya menimbulkan efek jangka pendek, misalnya mual, muntah diare, dsb, namun juga menimbulkan efek jangka panjang, misalnya luka pada ginjal, paru, dan kanker.

Formalin

Formalin, dengan rumus kimia CH2O merupakan suatu larutan yang tidak berwarna, berbau tajam yang mengandung lebih kurang 37% formaldehid dalam air dan biasanya ditambahkan metanol 10-15% sebagai pengawet.

Di pasaran formalin memiliki beberapa nama lain yaitu Formol, Morbicid, Methanal, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methyl aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Oxomethane, Karsan, Methylene glycols, Paraforin, Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, dan Trioxane.

Kegunaan Formalin

Formalin memiliki banyak kegunaan dan digunakan secara luas dalam berbagai bidang, diantaranya:

  1. Sebagai desinfektan sering digunakan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian
  2. Sebagai germisida dan fungisida pada tanaman dan sayur-sayuran.
  3. Sebagai pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
  4. Sebagai bahan baku dalam pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak.
  5. Sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas di dunia fotografi.
  6. Pembuatan pupuk lepas lambat (slow-release fertilizer).
  7. Sebagai bahan baku dalam industri sintetis dari beberapa senyawa organik, misalnya
    1,4- butane diol pentaerythitiol, hexamethene-tetramine dan EDTA. Juga digunakan pada pabrik pewarna, produk dispersi, dan pestisida.
  8. Digunakan pada beberapa produk farmasi sebagai pengawet.
  9. Sebagai pengawet produk kosmetika, bahan pembuat produk parfum dan pengeras kuku.
  10. Pada konsentrasi <1%>
  11. Sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.
  12. Sebagai perekat produk kayu lapis (polywood).

Bahaya Formalin

Formalin merupakan bahan berbahaya yang dapat mengancam kesehatan tubuh. Tubuh dapat terpapar formalin melalui saluran pencernaan (tertelan), kontak dengan kulit ataupun terhirup. Paparan formalin ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik gejala akut (jangka pendek) maupun gejala kronis (jangka panjang).

Bahaya Formalin Bila Tertelan
Bahaya Jangka Pendek (Akut)
Dapat menyebabkan mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah yang rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.

Bahaya Jangka Panjang (Kronis)
Pada dasarnya, formalin dalam jaringan tubuh sebagian akan dimetabolisir kurang dari 2 menit oleh enzim formaldehid dehidrogenase menjadi asam format yang kemudian diekskresikan tubuh melalui urin dan sebagian diubah menjadi CO2 yang dibuang melalui nafas. Fraksi formaldehid yang tidak mengalami metabolisme akan terikat secara stabil dengan makromolekul seluler protein DNA yang dapat berupa ikatan silang (cross-linked).

Ikatan silang formaldehid dengan DNA dan protein ini diduga bertanggung jawab atas terjadinya kekacauan informasi genetik dan konsekuensi lebih lanjut seperti terjadi mutasi genetik dan sel kanker. Oleh karena itulah, International Agency Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikannya sebagai karsinogenik golongan I (cukup bukti sebagai karsinogen pada manusia), khususnya pada saluran pernafasan. Mutasi genetik tersebut mungkin dapat menyebabkan penyakit-penyakit genetik. Bila gen-gen rusak itu diwariskan, maka akan terlahir generasi dengan cacat gen.

Bahaya Formalin Bila Terhirup

Bahaya Jangka Pendek (Akut)
Apabila Formalin dihirup pada konsentrasi 0,1-5,0 bpj dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, pada konsentrasi 10-20 bpj mengakibatkan gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan kerongkongan serta batuk, dan pada konsentrasi 25-50 bpj mengakibatkan kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan, misalnya radang paru (pneumonitis) dan pembengkakan paru (pulmory edema), bahkan pada konsentrasi sangat tinggi dapat mengakibatkan kematian.
Selain itu, gejala lain yang tampak apabila Formalin terhirup yaitu bersin, pharingitis (radang tekak), radang tenggorokan, sakit dada, rasa haus berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
Bahaya Jangka Panjang (Kronis)
Dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan pernafasan, radang selaput lendir hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal, sensitisasi paru-paru, gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan konsentrasi dan penurunan daya ingat. Selain itu, pada wanita dapat menyebabkan gangguan haid serta kemandulan. Formalin dapat menyebabkan kanker pada hidung, rongga hidung dan radang nasofaring.

Bahaya Formalin Bila Kontak dengan kulit

Bila kulit terpapar uap formalin ataupun larutan formalin, dapat mengakibatkan perubahan warna kulit, kulit mengeras, mati rasa dan rasa terbakar.

Bila paparan formalin terjadi dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan rasa panas, mati rasa, gatal-gatal, kulit memerah, kerusakan pada jari/tangan, pengerasan pada kulit, sensitisasi dan dermatitis yang menimbulkan gelembung (vesicular).

Pertolongan Pertama Penderita yang terpapar Formalin

Penderita yang terpapar formalin harus ditangani secara cepat dan tepat untuk menghindari berkembangnya bahaya akibat paparan formalin. Adapun pertolongan pertama bila terpapar formalin yaitu:

bila terhirup, penderita segera dipindahkan dari daerah paparan untuk melakukan pernafasan buatan dan segera hubungi dokter. Orang yang menolong hendaklah memakai masker.

bila kontak dengan kulit, segera lepas pakaian, perhiasan dan sepatu yang terkontaminasi, kemudian cuci kulit dengan sabun dan atau deterjen lunak dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada lagi formalin yang tersisa di kulit (selama 15-20 menit). Untuk bagian tubuh yang terbakar, tutupi dengan pakaian longgar, kering dan steril, dan bila perlu hubungi dokter.

bila tertelan, penderita dapat diberikan arang aktif (norit) dan jangan melakukan rangsangan muntah karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Bila perlu segera hubungi dokter

Penyalahgunaan Formalin Dalam Pangan

Harga formalin yang relatif murah, mengakibatkan formalin seringkali disalahgunakan. Berdasarkan pengawasan terhadap pangan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (2005), ditemukan adanya penyalahgunaan formalin sebagai pengawet dalam produk pangan, misalnya dalam produk ikan segar, ikan asin, ayam potong, mie basah, dan tahu. Mengingat formalin sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, maka seluruh masyarakat hendaknya mengenali ciri-ciri produk pangan yang mengandung Formalin sehingga dapat terhindar dari produk pangan tersebut. Namun demikian, untuk memastikan bahwa suatu produk pangan mengandung Formalin, harus dilakukan pengujian secara laboratorium (Uji Kualitalif dan Kuantitatif).

Adapun produk-produk tersebut yaitu:

  1. Mie Basah

Ciri-ciri mie basah yang mengandung Formalin :
- Tampak sangat berminyak
- Lebih awet dan tidak mudah basi
- Beraroma menyengat karena mengandung Formalin

  1. TAHU

Ciri-ciri tahu yang mengandung Formalin :
-
Tekstur lebih kenyal
- Tidak mudah hancur
- Lebih awet dan tidak mudah busuk
- Beraroma menyengat karena mengandung Formalin

  1. Ikan Asin

Ciri-ciri ikan asin yang mengandung Formalin :
- Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada suhu
kamar(25°C)
- Warna bersih dan cerah
- Tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur
- Tidak dihinggapi oleh lalat bila diletakkan di tempat
terbuka

  1. Ikan Basah

Ciri-ciri ikan basah yang mengandung Formalin :
- Warna putih bersih
- Insang berwarna merah tua bukan merah segar
- Lebih awet dan tidak mudah busuk

  1. Ayam Potong

Ciri-ciri ayam potong yang mengandung Formalin :
- Warna putih bersih
- Lebih awet dan tidak mudah busuk

Penutup

Formalin merupakan bahan yang dilarang digunakan untuk pangan. Adanya penyalahgunaan penggunaan Formalin dalam pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen pangan termasuk masyarakat sebagai konsumen. Dengan mengetahui bahaya penggunaan Formalin pada pangan dan ciri-ciri produk yang mengandung Formalin, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan terhindar dari bahaya produk pangan mengandung Formalin tersebut.

Daftar Pustaka

  1. http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=213&fname=dafpus.html
  2. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. Informasi Pengamanan Bahan Berbahaya Formaldehid (Formaldehyde). 2002. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
  3. Sentra Informasi Keracunan Nasional. Formalin. Leaflet. Badan POM RI. 1997
  4. Badan pengawas Obat dan Makanan. Kenali Produk-Produk Ini Dengan Baik. Artikel. Badan POM. 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar